BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu kebidanan modern telah mencanangkan pengawasan antenatal sehingga tumbuh kembang janin dalam rahim mencapai optimal. Perawatan modern mengharapkan kalahiran well born baby dengan trauma minimal primum no nocere dengan persalinan dalam bentuk spontan belakang kepala, outlet vakum atau forsep, dan seksio sesaria. Pertolongan persalinan yang heroic, dengan trauma yang berat tidak diterapkan, sehingga kualitas sumber daya manusia dapat ditingkatkan.
Pada saat persalinan, perlukaan atau trauma kelahiran kadang-kadang tidak dapat dihindarkan dan lebih sering ditemukan pada persalinan yang terganggu oleh salah satu sebab. Penanganan persalinan secara sempurna dapat mengurangi frekuensi peristiwa tersebut.
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2006 AKI Indonesia adalah 307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002, sedangkan AKB di Indonesia sebesar 35/1000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian maternal yang paling umum di Indonesia adalah perdarahan 28%, eklamsi 24%, dan infeksi 11%. Penyebab kematian bayi yaitu BBLR 38,94%, asfiksia lahir 27,97%. Hal ini menunjukkan bahwa 66,91% kematian perinatal dipengaruhi oleh kondisi ibu saat melahirkan. (Depkes RI, 2008)
Masalah-masalah yang terjadi pada bayi baru lahir yang diakibatkan oleh tindakan-tindakan yang dilakukan pada saat persalinan sangatlah beragam. Trauma akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan kelainan fisiologik persalinan yang sering kita sebut sebagai cedera atau trauma lahir. Partus yang lama akan menyebabkan adanya tekanan tulang pelvis. Kebanyakan cedera lahir ini akan menghilang sendiri dengan perawatan yang baik dan adekuat.
Fraktur yang berhubungan dengan trauma lahir sering terjadi saat proses persalinan. Prevalensi fraktur berhubungan dengan banyak faktor antara lain faktor ibu, faktor janin, dan keahlian penolong persalinan. Trauma saat lahir sebagian besar akibat persalinan pervaginam yang sulit misalnya pada presentasi puncak kepala, lengan yang tertahan pada kelahiran sungsang, distokia bahu, dan penggunaan instrumen forsep dan ekstraksi vakum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan fraktur pada klavikula?
2. Bagaimana Epidemiologi fraktur pada klavikula?
3. Bagaiman Etiologi fraktur klavikula pada neonatus?
4. Bagaimana diagnosis pasti fraktur klavikula pada neonatus?
5. Bagaimana penatalaksanaan terhadap kasus fraktur klavikula?
6. Bagaimana penerapannya dalam menejemen kebidanan Varney?
C. Tujuan
Tujuan Umum
Sebagai bentuk penugasan kelompok dari mata kuliah Asuhan Kebidanan Pada Neonatus.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi dari fraktur klavikula.
2. Mengetahui epidemologi tentang kasus fraktur klavikula.
3. Mengetahui penyebab terjadinya fraktur klavikula.
4. Memahami tentang penegakan diagnosis terhadap kasus fraktur klavikula.
5. Mengetahui penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada kasus fraktur klavikula.
6. Mengetahui proses menejemen kebidanan Varney.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Fraktur adalah retaknya tulang, biasanya disertai dengan cedera di jaringan sekitarnya. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang, baik berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung.
Clavicula merupakan tulang yang berbentuk huruf S, bagian medial melengkung lebih besar dan menuju ke anterior. Lengkungan bagian lateral lebih kecil dan menghadap ke posterior. Ujung medial clavicula disebut extremitas sternalis, membentuk persendian dengan sternum, dan uJung lateral disebut extremitas acromialis, membentuk persendian dengan acromion. Facies superior clavicula agak halus, dan pada facies inferior di bagian medial terdapat tuberositas costalis. Disebelah lateral tuberositas tersebut terdapat sulcus subclavius, tempat melekatnya m. Subclavius, dan disebelah lateralnya lagi terdapat tuberositas coracoidea, tempat melekat lig. Coracoclaviculalis.
Clavicula adalah tulang yang paling pertama mengalami pertumbuhan pada masa fetus, terbentuk melalui 2 pusat ossifikasi atau pertulangan primer yaitu medial dan lateral clavicula, dimana terjadi saat minggu ke-5 dan ke-6 masa intrauterin. Kernudian ossifikasi sekunder pada epifise medial clavicula berlangsung pada usia 18 tahun sampai 20 tahun. Dan epifise terakhir bersatu pada usia 25 tahun sampai 26 tahun.
Pada tulang ini bisa terjadi banyak proses patologik sama seperti pada tulang yang lainnya yaitu bisa ada kelainan congenital, trauma (fraktur), inflamasi, neoplasia, kelainan metabolik tulang dan yang lainnya. Fraktur clavicula bisa disebabkan oleh benturan ataupun kompressi yang berkekuatan rendah sampai yang berkekuatan tinggi yang bisa menyebabkan terjadinya fraktur tertutup ataupun multiple trauma.
Fraktur ini merupakan jenis yang tersering pada bayi baru lahir,yang mungkin terjadi apabila terdapat kesulitan mengeluarkan bahu pada persalinan. Hal ini dapat timbul pada kelahiran presentasi puncak kepala dan pada lengan yang telentang pada kelahiran sungsang. Gejala yang tampak pada keadaan ini adalah kelemahan lengan pada sisi yang terkena, krepitasi, ketidakteraturan tulang mungkin dapat diraba, perubahan warna kulit pada bagian atas yang terkena fraktur serta menghilangnya refleks Moro pada sisi tersebut. Diagnosis dapat ditegakkan dengan palpasi dan foto rontgent. Penyembuhan sempurna terjadi setelah 7-10 hari dengan imobilisasi dengan posisi abduksi 60 derajat dan fleksi 90 derajat dari siku yang terkena.
B. Epidemiologi
Menurut data epidemiologi pada orang dewasa insiden fraktur clavicula sekitar 40 kasus dari 100.000 orang, dengan perbandingan laki-laki perempuan adalah 2 : 1. Fraktur pada midclavicula yang paling sering terjadi yaitu sekitar 85% dari semua fraktur clavicula, sementara fraktur bagian distal sekitar 10% dan bagian proximal sekitar 5%.
Sekitar 2% sampai 5% dari semua jenis fraktur merupakan fraktur clavicula. Menurut American Academy of Orthopaedic Surgeon, frekuensi fraktur clavicula sekitar 1 kasus dari 1000 orang dalam satu tahun. Fraktur clavicula juga merupakan kasus trauma pada kasus obstetrik dengan prevalensi 1 kasus dari 213 kasus kelahiran anak yang hidup.
C. Etiologi ( Sarwono Prawirohardjo, 2005)
Penyebab farktur clavicula biasanya disebabkan oleh trauma pada bahu akibat kecelakaan apakah itu karena jatuh atau kecelakaan kendaraan bermotor, namun kadang dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non traumatik. Berikut beberapa penyebab pada fraktur clavicula yaitu :
1. Fraktur clavicula pada bayi baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh simphisis pubis selama proses melahirkan.
2. Fraktur clavicula akibat kecelakaan termasuk kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh dari ketinggian dan yang lainnya.
3. Fraktur clavicula akibat kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama, misalnya pada pelajar yang menggunakan tas yang terlalu berat.
4. Fraktur clavicula akibat proses patologik, misalnya pada pasien post radioterapi, keganasan clan lain-lain.
Penyebab farktur clavicula biasanya disebabkan oleh trauma pada bahu akibat trauma jalan lahir dengan gejala:
1. Bayi tidak dapat menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang terkena,
2. Krepitasi dan ketidakteraturan tulang,
3. Kadang-kadang disertai perubahan warna pada sisi fraktur,
4. Tidak adanya refleks moro pada sisi yang terkena,
5. Adanya spasme otot sternokleidomastoideus yang disertai dengan hilangnya depresi supraklavikular pada daerah fraktur.
6. Biasanya diikuti palsi lengan
Faktor predisposisi fraktur klavikula adalah:
1. Bayi yang berukuran besar
2. Distosia bahu
3. Partus dengan letak sungsang
4. Persalinan traumatic .
Pengklasifikasian fraktur clavicula didasari oleh lokasi fraktur pada clavicula tersebut. Ada tiga lokasi pada clavicula yang paling sering mengalami fraktur yaitu pada bagian midshape clavikula dimana pada anak-anak berupa greenstick, bagian distal clavicula dan bagian proksimal clavicula. Menurut Neer secara umum fraktur klavikula diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu :
1. Tipe I : Fraktur pada bagian tengah clavicula. Lokasi yang paling sering terjadi fraktur.
2. Tipe II : Fraktur pada bagian distal clavicula. Lokasi tersering kedua mengalami fraktur setelah midclavicula.
3. Tipe III : Fraktur pada bagian proksimal clavicula. Fraktur yang paling jarang terjadi dari semua jenis fraktur clavicula, insidensnya hanya sekitar 5%.
Ada beberapa subtype fraktur clavicula bagian distal, menurut Neer ada 3 yaitu :
1. Tipe I : merupakan fraktur dengan kerusakan minimal, dimana ligament tidak mengalami kerusakan.
2. Tipe : merupakan fraktur pada daerah medial ligament coracoclavicular.
3. Tipe III : merupakan fraktur pada daerah distal ligament coracoclavicular dan melibatkan permukaan tulang bagian distal clavicula pada AC joint.
D. Diagnosis
Hasil pemeriksaan
- Adanya pembengkakan pada sektor daerah fractur.
- Krepitasi.
- Pergerakan lengan berkurang.
- Iritable selama pergerakan lengan.
Diagnosis RO tidak selalu diindikasikan, 80% tidak mempunyai gejala dan hanya didapatkan hasil pemeriksaan yang minimal.
E. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan terhadap bayi yang mengalami fraktur klavikula, yaitu:
1. Bayi jangan banyak digerakkan
2. Immobilisasi lengan dan bahu pada sisi yang akit dan abduksi lengan dalam stanhoera menopang bahu belakang dengan memasang ransel verband
3. Rawat bayi dengan hati-hati
4. Nutrisi yang adekuat (pemberian asi yang adekuat dengan cara mengajarkan pada ibu acar pemberian asi dengan posisi tidur, dengan sendok atau pipet)
5. Rujuk bayi kerumah sakit
Umumnya 7-10 hari sakit berkurang, pembentukan kalus bertambah beberapa bulan (6-8 minggu) terbentuk tulang normal.
BAB III
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN VARNEY
A. Kasus
Seorang bayi laki-laki anak Ny. “R’ pada tanggal 18 Desember 2011 pukul 14.14 WIB anak pertama lahir. Umur kehamilan 39 minggu, bayi lahir dengan berat 3000 gram, PB 54 cm, lahir pervaginam dengan distosia bahu karena letak sungsang. Saat persalinan jumlah darah yang keluar pada kala I 90 cc, kala II 110 cc, kala III 150 cc, dank kala IV 100 cc. lama persalinan kala I 8 jam 15 menit, kala II 1 jam 30 menit, dan kala III 10 menit. Air ketuban jernih dan tidak ada molase. Namun pada saat dilakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir ditemukan pergerakan reflek moro asimetris antara tangan kiri dan kanan, saat dilakukan perabaan daerah klavikula terjadi pembengkakan dan klavikula bagian kanan terlihat memerah. Bayi menjadi rewel dan menangis dengan keras. LILA 10 cm, LD 30 cm, CFO 34 cm, CMO 35 cm, CSOB 32 cm, CSMB 32 cm. nilai AFGAR score sebagai berikut :
Apgar score 1 menit 5 menit 10 menit
Pernafasan 1 2 2
Denyut jantung 1 1 2
Rangsangan 2 2 2
Tonus otot 1 1 1
Warna kulit 1 2 2
Total 6 8 9
Pada saat dilakukan anamnesa ibu mengatakan dulu pernah melakukan aborsi pada usia kehamilan 8 minggu di dukun karena alasan tersendiri.
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA
BAYI BARU LAHIR NY “R” DENGAN FRAKTUR KLAVIKULA
DI RB PURI BUNDA
Tanggal masuk : 18 Desember 2011
Pukul : 14.14 WIB
No. RM : Ruang Perinatologi ( Ruang Flamboyan)
I. PENGKAJIAN Tgl : 18 Desember 2011 Pukul : 14.18 WIB Oleh : Bidan Inda
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
a) Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny. “R”
Tgl. Lahir/pukul : 18 Desember 2011/14.14 WIB
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak ke : I (pertama)
b) Identitas penanggung jawab (Ibu dan Ayah)
Ibu Ayah
Nama : Ny. "R" Tn."A"
Umur : 28 tahun 30 tahun
Suku/ Kebangsaan : Indonesia Indonesia
Agama : Kristen Kristen
Pendidikan : SMA S1
Pekerjaan : Pedagang Guru
Alamat : Jl. Ciung Wanara, Denpasar-Bali
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan gerakan lengan kanan bayi berkurang dan bayi menangis saat diraba.
3. Riwayat Obstetrik
No | Tahun melahirkan | Hamil | Jenis | Tempat | Penolong | BB | JK | H/M | Nifas | ASI | Komp. |
1 | 2006 | 8 minggu | Abortus provokatus | Rumah Dukun | dukun | - | - | M | - | - |
|
4. Riwayat Persalinan Sekarang
Masa gestassi : 39 minggu
Penolong : Bidan Inda
Jenis Kelamin : Laki - laki
BB/PB : 3000kg/ 54 cm
Jenis Persalinan : Pervaginam, dengan dengan distosia bahu karena letak sungsang
Plasenta : lengkap/tidak*
Lahir : spontan/manual*
Ukuran/berat : 10x15 cm
Tali pusat : panjang 25 cm, insersio : central
Kelainan : tidak ada
Perdarahan : kala I : 90 cc
kala II : 110 cc
kala III : 150 cc
kala IV : 100 cc
Total : 450 cc
Lama persalinan : kala I : 8 Jam, 15 Menit
kala II : 1 Jam, 30 Menit
kala III : 10 Menit
Masalah yang terjadi selama persalinan: tidak ada
Keadaan air ketuban : Jernih
5. Riwayat Kesehatan Ibu
a. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahanun)
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular (PMS, TBC, Hepatitis), menurun (DM, Asma, Hipertensi), menahun (Jantung, Ginjal)
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun dan menahanun)
Ibu mengatakan dari pihak keluarga suami dan ibu tidak sedang menderita penyakit menular (PMS, TBC, Hepatitis), menurun (DM, Asma, Hipertensi ), menahun ( Jantung, Ginjal )
c. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dari pihak keluarga suami dan ibu tidak punya riwayat keturunan kembar.
d. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak ada riwayat oprasi
e. Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi obat.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Status emisional : Stabil
Tanda Vital :
N : 120 x/mnt R : 40 x/mnt S : 38,3 ° C
Pengukuran anthopometri :
PB : 54 cm BB : 3000 cm LILA : 10 cm LD : 30 cm
APGAR score :
No | Apgar Score | 1 menit | 5 menit | 10 menit |
1 | Pernafasan | 1 | 2 | 2 |
2 | Denyut jantung | 1 | 1 | 2 |
3 | Rangsangan | 2 | 2 | 2 |
4 | Tonus otot | 1 | 1 | 1 |
5 | Warna kulit | 1 | 2 | 2 |
Jumlah | 6 | 8 | 9 |
1. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : tidak ada moulase, mesochepal, tidak ada caput suksedaneum dan tidak ada sefal hematoma
b. Rambut : bercampur lemak coklat
c. Telinga : simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik
d. Wajah : simetris, tidak ada edema, tidak ada laserasi
e. Mata : tidak strabismus, tidak ada kelainan (Glaukoma kongenital dan Katarak kongenital), konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada sekret
f. Hidung : simetris, tidak ada sekret, bernafas melalui hidung, tidak ada polip
g. Mulut : simetris, tidak labioskisis, tidak palatoskisis, tidak labiopalatoskisis, bibir bayi pucat
h. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, limfe dan vena jugularis
i. Klavikula : fraktur, kemerahan pada daerah klavikula dextra
j. Dada : tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada wheezing,pernafasan teratur
k. Abdomen : tidak ada benjolan, tidak membuncit, tidak kembung
l. Genetalia : ada penis, 2 testis sudah turun di scrotum, lubang uretra di ujung tengah penis
m. Anus dan rectum : ada lubang anus, belum BAB
n. Ekstremitas atas : Simetris, gerakan tangan kanan terbatas, jumlah jari lengkap masing-masing 5, tidak ada odema
o. Ekstremitas bawah : Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap masing-masing 5, tidak ada odema, tidak ada varices, reflek patella ada, kuku bersih warna merah muda.
p. Punggung : tidak lordosis, tidak kifosis, tidak skoliosis, tidak ada spina bifida
q. Kulit : kemerahan, tidak ruam, tidak ada bercak atau tanda lahir, ada vernik caseosa, ada lanugo, tidak ada pembengkakan
r. Refleks :
R Tonic neck
R Palmar grap
R Rooting
R Suckling
R Swallowing
R Moro, tidak simetris 2 tangan
I. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa Kebidanan
Bayi Ny. “R” lahir spontan cukup bulan, letak sungsang dengan fraktur klavikula
DO :
1. Bayi lahir letak sungsang pervaginam tanggal 18 Desember 2011. Pukul 14.14 WIB
2. Pergerakan kurang pada daerah klavikula dextra
3. Pada klavikula dextra tampak kemerahan
4. Adanya krepitasi
DS :
1. Ibu mengatakan bayinya sangat rewel saat di pegang
B. Masalah
1. Gangguan pola aktivitas
DO :
a. Adanya fraktur klavikula dextra
b. Gerakan tangan kanan bayi terbatas
DS :
a. Ibu mengatakan tanggan kanan bayi tidak bias menggemgam tangan ibunya.
2. Kurangnya pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur.
DO :
a. Tampak bengkak pada daerah klavikula dextra.
DS :
a. Ibu mengatakan bayi menangis terus/rewel.
3. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang keadaan anaknya
DO :
a. Ibu tampak cemas dengan keadaan bayinya.
DS :
a. Ibu merasa tidak mengerti tentang keadaan bayinya.
II. DIAGNOSA POTENSIAL
Potensial terjadinya kelainan pertumbuhan tulang klavikula yang tidak sama antara tangan kanan dan kiri.
Data dasar:
a. Bengkak dan merah pada kulit daerah klavikula dextra
b. Adanya krepitasi
III. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
1. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk mendapatkan penatalaksanaan tentang fractur klavikula.
2. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat. Ampisilin inj 3 x 125 mg, sanmol drop 3 x 0,3 mL
IV. PERENCANAAN
Tanggal : 18 Desember 2011 Pukul : 14.18 WIB. Oleh : Bidan Inda
1. Lakukan fiksasi pada daerah klavikula dextra.
a. Pasang elastis verban pada klavikula bayi.
b. Imobilisasi lengan dan bahu pada sisi yang sakit.
c. Abduksi lengan dalam stand hoera menopang bahu belakang dengan memasang ransel perban.
2. Batasi Pergerakan Bayi
a. Bayi jangan banyak digerakkan.
b. Bayi jangan terlalu sering digendong.
3. Observasi tanda vital bayi
a. Suhu
b. Nadi
c. Pernafasan
4. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian terapi
a. Ampisilin
b. Sanmal drop
5. Beri posisi yang nyaman
6. Jelaskan kepada ibu tentang keadaan bayinya
7. Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI
8. Anjurkan ibu untuk mengonsumsi sayur-sayur hijau.
V. PELAKSANAAN
Tanggal : 18 Desember 2011 Pukul : 14.18WIB. . Oleh : Bidan Inda
1. Melakukan fiksasi pada daerah klavikula dextra sesuai dengan advis dokter
a. Memasangkan elastis verban pada daerah klavikula bayi yang sakit dengan posisi 600 dan siku 900 dengan posisi flexi.
b. Mengimobilisasi lengan dan bahu pada sisi yang sakit untuk meminimalkan pergerakan pada daerah bahu yang sakit sehingga proses penyembuhannya lebih cepat.
2. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dengan hasil temp : 370C pernafasan 36x/menit, pols 120x/menit.
3. Menberikan terapi sesuai advis dokter
a. Ampisilin inj 3x 125 mg
b. Sanmal drop 3x 0,3 mL
4. Memberikan penyuluhan dan penjelasan kepada ibu tentang bayi dan bagaimana perawatannya sehari-hari, yaitu :
a. Mempertahankan posisi yang benar dan hangat bagi bayi dengan menyelimuti bayi
b. Mengatur posisi yang nyaman untuk bayi yaitu tidur telentang dan lengan kanan disangga bantal
c. Mengganti popok setelah bayi Bak dan BAB dengan hati-hati dan memperhatikan frakturnya agar tidak bergeser.
d. Menganjurkan pada ibu jangan sering mengangkat bayi agar bayi tidak menangis karena nyeri fraktur
5. Menjelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI eksklusif.
a. Menganjurkan pada ibu agar memberikan ASI eksklusif yaitu dengan tidak memberikan makanan lain selain ASI dan ASI penting untuk pembentukan sistem imun dan pertumbuhan bayi.
b. Menganjurkan pada ibu untuk mengonsumsi sayur-sayuran hijau, daun katuk, bayam, sawi, dan lain-lain agar ASI lancar.
6. Menjelaskan kepada ibu perban boleh dibuka setelah 3-6 minggu dan masa pembentukan tulangnya 6-12 bulan, ibu bisa berkunjung kemali atau di fasilitas kesehatan lainnya seperti Puskesmas, Rumah Sakit dan Klinik Swasta.
VI. EVALUASI
Tanggal : 18 Desember 2011 Pukul : 14.18 WIB Oleh : Bidan Inda
1. Bidai masih terpasang.
2. Suhu bayi kembali normal.
3. Bayi tidak rewel lagi.
4. Kebutuhan istirahat / tidur terpenuhi.
5. Ibu sudah mengerti dan melaksanakan anjuran yang diberikan
CATATAN PERKEMBANGAN
I. Hari ke-2
Tanggal : 19 Desember 2011 Pukul : 14.00 WIB Oleh : Bidan Inda
1. Data Subjektif :
a. Ibu mengatakan sudah melakukan yang dianjurkan.
b. Ibu mengatakan sudah memberi ASI pada bayinya.
c. Ibu mengatakan anaknya BAB 3x.
d. Ibu mengatakan anaknya tampak sehat dan akan segera pulang.
e. Ibu mengatakan anaknya sudah dimandikan dan dibedong.
2. Data Objektif
a. Refleks
Rooting : (+)
Suckling Refleks : (+)
Swallowing : (+)
Moro : (+) (belum simetris antara kiri dan kanan)
b. Pergerakan tangan mulai baik antara kiri dan kanan
c. Tali pusat terawat baik dan masih basah.
d. Perut bayi tidak kembung.
e. Tanda-tanda vital
RR : 40x/menit
Suhu : 370C
Nadi : 110x/menit
f. Eliminasi
BAB : 3x/hari
BAK : 8x/hari
3. Assesment :
Diagnosa : Bayi baru lahir umur 1 hari
Dasar : Bayi lahir spontan, tanggal 20 November 2007, pukul 10.00 WIB
Masalah : Tidak ada
4. Penatalaksanaan :
a. Memandikan bayi 2x sehari. Bayi merasa nyaman.
b. Merawat tali pusat. Tali pusat tampak kering dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
c. Memberikan penyuluhan pada ibu dan keluarga tentang :
Mengurangi aktivitas pada bayi. Bayi lebih sering ditempat tidur
Tidak terlalu sering mengangkat bayi. Ibu menyusui bayi dengan posisi tidur.
Bidan memasang elastis verban dan memberitahu ibu agar verban tidak basah dan menjaga agar verban tidak lepas. Ibu selalu mejaga bayinya.
II. Hari ke-3
Tanggal 21 Desember 2011 Pukul : 13.00 WIB Oleh: Bidan Inda
1. Data Subjektif :
a. Ibu mengatakan bayinya tidak rewel, bayi tidur + 16 jam.
b. Ibu mengatakan bayinya BAK + 7-8 kali sehari, BAB 2-3x sehari
c. Ibu mengatakan bayinya hanya minum ASI saja setiap jam.
2. Data Objektif :
a. Keadaan Umum Bayi Baik
b. Tanda-Tanda Vital
RR : 50x/menit
Suhu : 370C
Nadi : 130x/menit
c. Pergerakan tangan mulai membaik.
d. Tali pusat masih basah
3. Assasment :
Diagnosa : Bayi baru lahir spontan umur 3 hari
Dasar : Bayi baru lahir spontan pervaginam tanggal 20 November 2007
Masalah : Tidak ada
4. Penatalaksanaan :
a. Melakukan perawatan bayi sehari-hari. Bidan mengajarkan ibu cara memandikan bayi dengan mengelap tubuh bayi untuk mengurangi pergerakan pada bayi dan menjaga verban tidak basah.
b.Berikan ASI untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. ASI diberikan setiap 3 jam selama 20 menit secara bergantian antara payudar kanan dan payudara kiri.
c. Mengajarkan pada ibu perawatan tali pusat. Tali pusat dibiarkan terbuka, Ibu melipat popok bayi dibawah tali pusat agar tali pusat tidak basah terkena kencing bayi.
III. Hari ke-4
Tanggal : 23 Desember 2011 Pukul : 14.30 WIB Oleh Bidan Inda
1. Data Subjektif :
a. Ibu mengatakan bayinya dapat minum ASI dengan baik dan tidak rewel.
b. Ibu mengatakan bayinya BAK dan BAB lancar.
c. Ibu mengatakan bayinya tidur selama + 16 jam.
2. Data Objektif :
a. Keadaan Umum Bayi Baik
b. Tanda-Tanda Vital
RR : 55x/menit
Suhu : 370C
Nadi : 130x/menit
c. Pergerakan tangan baik
d. Tali pusat mulai kering
3. Assasment
Diagnosa : Bayi baru lahir normal umur 5 hari
Dasar : Bayi baru lahir spontan pervaginam tanggal 20 November 2007
Masalah : tidak ada
4. Penatalaksanaan :
a. Lakukan perawatan bayi sehari-hari. Ibu sudah bisa cara memandikan bayi dengan mengelap bagian selain verban dan menjaga verban tetap kering.
b. Berikan ASI untuk memenuhi kebutuhan bayi dan memberi tahu ibu cara mempertahankan suhu tubuh bayi. Bayi boleh diberi minyak pad area dan dibedong.
c. Anjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu untuk mendapatkan imunisasi.
d. Anjurkan kepada ibu untuk membuka verban setelah benar-benar sembuh 3-6 minggu.
e. Ibu boleh pulang.
Lihat dan Download Presentation Asuhan Kebidanan pada Neonatus dengan Fraktur Klavikula =>klik disini<=
Lihat dan Download Document Asuhan Kebidanan pada Neonatus dengan Fraktur Klavikula =>klik disini<=