ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ABORTUS


Oleh :
Ni Nyoman Werdiasih                                            (10140011 / B71)
I Gusti Ayu Agung Ketut Guntari Jelantik                (10140012 / B71)
Ni Putu Ayu Oktaviani Astuti                                  (10140024 / B71)








PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2011/2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Abortus”. Adapun makalah yang penulis buat merupakan makalah penugasan kelompok dari mata kuliah Asuhan Kebidanan IV.
Kehamilan karena beberapa alasan bisa berakhir pada abortus. Abortus merupakan komplikasi tersering pada kehamilan, terjadi pada sekitar 15% jumlah kehamilan yang dilaporkan. Beberapa hal dapat mengakibatkan kenaikan risiko terjadinya aborsi, yaitu (1) dilihat dari terjadinya aborsi pada kehamilan sebelumnya, (2) 25-50% dari semua wanita yang pernah mengalami abortus spontan, 50% diantaranya diakibatkan kelainan kromosom, khususnya trisomi. Sehingga, risiko ini akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia, (3) wanita berusisa 20-24 tahun memiliki risiko 9% untuk keguguran, untuk perempuan 45 tahun ke atas sekitar 75%, (4) keguguran yang berturut-turut pada usia subur, terjadi pada sekitar 1% pasangan.
Oleh karena banyaknya kasus abortus maka di dalam makalah ini sangat penting untuk membahas mengenai masalah abortus, mulai dari pengertian abortus, klasifikasi abortus, etiologi abortus, patofisiologi abortus, cara penanganan abortus serta komplikasi dari abortus. Sehingga petugas kesehatan khususnya bidan dapat menurunkan angka terjadinya abortus yang dapat menyebabkan pula Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia.
Penulis menyadari, makalah ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kritik, saran, dan masukan-masukan lain yang bersifat membangun dari pembaca senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dalam praktik promosi kesehatan ibu menyusui.

                                                                                                Yogyakarta, 6 Maret 2011
                                                                                            ttd
                                                                                             Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan yang sering terjadi pada ibu hamil adalah keguguran atau abortus. Mengingat semakin berkembangnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat khususnya wanita dengan emansipasinya dalam turut serta menghidupi ekonomi keluarga, membuat kejadian abortus menjadi cukup tinggi dalam dekade terakhir. Didukung pula oleh pengaruh budaya barat dengan pergaulan bebasnya menjadinya banyak kejadian kehamilan tidak diinginkan menjadi meningkat sehingga kecenderungan kejadian abortus provocatus juga meningkat. Bahkan semakin merebaknya klinik-klinik aborsi di tanah air, semakin membuka peluang wanita untuk melakukan aborsi tanpa memikirkan akibatnya.
Pemerintah memberikan perhatian khusus kepada masalah kebidanan ini mengingat permasalahan yang muncul selama masa kehamilan adalah sangat kompleks yang meliputi masalah fisik, psikologis dan sosial (Sarwono, 1991). Bahkan dengan kecenderunagn angka kematian pada ibu yang sangat tinggi yang diakibatkan karena perdarahan, infeksi dan keracunan pada masa kehamilan, menjadikan program pengawasan pada ibu hamil lebih diperketat dan ditingkatkan melalui upaya ANC (Ante Natal Care).
Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka kami mengangkat permasalahan abortus sebagai makalah, mengingat permasalahan abortus sendiri merupakan suatu permasalahan yang kompleks bagi ibu, suami atau pasangan maupun keluarga.

B.       Rumusan Masalah
1.         Apa yang dimaksud dengan abortus?
2.         Apa saja penyebab terjadinya abortus?
3.         Bagaimana patofisiologi abortus?
4.         Apa saja manifestasi klinis dari abortus?
5.         Bagaimana pemeriksaan penunjang untuk abortus?
6.         Apa saja  klasifikasi abortus dan bagaimana penatalaksanaan setiap klasifikasi tersebut?
7.         Bagaimana komplikasi yang dapat ditimbulkan abortus?
8.         Bagaimana penatalaksanaan pasca abortus?

              C.      Tujuan
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami teori yang didapatkan selama proses belajar mengajar sehingga dapat menerapkan secara nyata sesuai tugas dan wewenang bidan, dan untuk menambah pengetahuan tentang abortus serta penanganannya.
Sedangkan tujuan khusus makalah ini, antara lain:
1.         Mahasiswa mampu memahami definisi abortus.
2.         Mahasiswa mampu mengetahui etiologi abortus.
3.         Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi abortus.
4.         Mahasiswa mampu mengetahui manifestasi klinis abortus.
5.         Mahasiswa mampu mengetahui pemeriksaan penunjang untuk abortus.
6.         Mahasiswa mampu memahami  klasifikasi dan penatalaksanaan abortus.
7.         Mahasiswa mampu mengetahui komplikasi yang ditimbulkan abortus.
8.         Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana penatalaksanaan pasca abortus.

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Definisi
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut 20 minggu atau buah kehamialn belum mampu untuk hidup di luar kandungan.
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut. Terminologi umum untuk masalah ini adalah keguguran atau miscarriage.
Abortus buatan adalah abortus yang terjadi akibat intervensi tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri proses kehamilan. Terminologi untuk keadaan ini adalah pengguguran, aborsi atau abortus provokatus.
B.       Etiologi
Faktor risiko atau predisposisi yang diduga berhubungan dengan terjadinya abortus, antara lain:
1.         Faktor maternal seperti usia lanjut, pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis.
2.         Riwayat obstetri atau ginekologi yang kurang baik.
3.         Riwayat infertilitas.
4.         Adanya kelainan atau penyakit yang menyertai kehamilan (misalnya diabetes, penyakit Imunologi sistemik dsb).
5.         Berbagai macam infeksi (variola, CMV, toxoplasma, dsb).
6.         Paparan dengan berbagai macam zat kimia (rokok, obat2an, alkohol, radiasi, dsb).
7.         Trauma abdomen atau pelvis pada trimester pertama.
8.         Kelaianan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah
a.         Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi X.
b.        Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna.
c.         Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan, tembakau atau alkohol.
       9.           Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun.
      10.       Kelainan traktus genetalia seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester kedua) retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.

C.      Patogenesis
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 6 minggu, villi kotaris belum menembus desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu daripada plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tak jelas bentuknya (lighted ovum) janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.

D.      Manifetasi Klinis
       1. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.
     2. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
       3. Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi.
     4. Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus.
     5.      Pemeriksaan ginekologi :
a.    Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium atau tidak bau busuk dari vulva.
b.    Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dario ostium.
c.    Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio dogoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum Douglasi tidak menonjol dan tidak nyeri.

E.       Pemeriksaan Penunjang
1.         Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 – 3 minggu setelah abortus.
2.         Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
3.         Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion.
      F.       Klasifikasi dan Penatalaksanaan
Berdasarkan jenisnya, abortus dapat dibagi menjadi empat, yaitu
1.         Abortus spontan : terjadi dengan sendiri.
2.         Abortus profokatus : disengaja.
3.    Abortus profokatus terapetikus : dengan alasan kehamilan membahayakan ibunya atau janin cacat.
4.         Abortus profokatus kriminalis : tanpa alasan medis yang sah.
Sedangkan berdasarkan keadaan janin yang sudah dikeluarkan, abortus dibagi atas :
1.         Abortus Imminens
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, di mana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks. Ciri-ciri abortus imminens yaitu perdarahan pervaginam, dengan atau tanpa disertai kontraksi, serviks masih tertutup. Jika janin masih hidup, umumnya dapat bertahan bahkan sampai kehamilan aterm dan lahir normal. Jika terjadi kematian janin, dalam waktu singkat dapat terjadi abortus spontan. Penentuan kehidupan janin dilakukan ideal dengan ultrasonografi, dilihat gerakan denyut jantung janin dan gerakan janin. Jika sarana terbatas, pada usia di atas 12-16 minggu denyut jantung janin dicoba didengarkan dengan alat Doppler atau Laennec. Keadaan janin sebaiknya segera ditentukan, karena mempengaruhi rencana penatalaksanaan atau tindakan.
Penatalaksanaan abortus imminens, antara lain:
a.         Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsang mekanik berkurang.
b.        Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan tiap empat jam bila pasien panas.
c.         Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif mungkin janin sudah mati. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
d.        Berikan obat penenang, biasanya fenobarbiotal 3 x 30 mg, Berikan preparat hematinik misalnya sulfas ferosus 600 – 1.000 mg.
e.         Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C.
f.         Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat.
2.         Abortus Insipiens
Abortus insipiens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih berada di dalam uterus. Ciri-ciri abortus insipiens yaitu perdarahan pervaginam, dengan kontraksi makin lama makin kuat makin sering, serviks terbuka.
Penatalaksanaan abortus insipiens, antara lain:
a.         Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan selama 36 jam dengan diberikan morfin.
b.        Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai perdarahan, tangani dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, disusul dengan kerokan memakai kuret tajam. Suntikkan ergometrin 0,5 mg intramuskular.
c.         Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin 10 IU dalam deksrtose 5% 500 ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi abortus komplit.
d.        Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.
Abortus Inkomplit
Abortus inkomplit adalah peristiwa pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Ciri-ciri abortus inklomplit yaitu perdarahan yang banyak, disertai kontraksi, serviks terbuka, sebagian jaringan keluar.
Penatalaksanaan abortus inklomplit, antara lain:
a.         Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat dan selekas mungkin ditransfusi darah.
b.         Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan ergometrin 0,2 mg intramuskular.
c.         Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.
d.        Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.

Abortus Komplit 
Abortus kompletus adalah terjadinya pengeluaran lengkap seluruh jaringan konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu. Ciri-ciri abortus kompletus yaitu perdarahan pervaginam, kontraksi uterus, ostium serviks sudah menutup, ada keluar jaringan, tidak ada sisa dalam uterus. Diagnosis komplet ditegakkan bila jaringan yang keluar juga diperiksa kelengkapannya.
Penatalaksanaan abortus kompletus, antara lain:
a.         Bila kondisi pasien baik, berikan ergometrin 3 x 1 tablet selama 3 – 5 hari.
b.         Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau transfusi darah.
c.         Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
d.        Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin dan mineral.

Abortus Abortion 
Kematian janin dan nekrosis jaringan konsepsi tanpa ada pengeluaran selama lebih dari 4 minggu atau lebih (beberapa buku : 8 minggu).  Biasanya didahului tanda dan gejala abortus imminens yang kemudian menghilang spontan atau menghilang setelah pengobatan.
Penatalaksaan abortus abortion, antara lain:
a.    Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
b.  Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi.
c.  Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan serviks dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu dilakukan dilatasi serviks dengan dalatator Hegar kemudian hasil konsepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
d.  Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol 3 x 5 mg lalu infus oksitosin 10 IU dalam dektrose 5% sebanyak 500 ml mulai 20 tetes per menit dan naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai 100 IU dalam 8 jam. Bila tidak berhasil, ulang infus oksitosin setelah pasien istirahat satu hari.
e.   Bila fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan menyuntik larutan garam 20% dalam kavum uteri melalui dinding perut.

Abortus Septik
Sepsis akibat tindakan abortus yang terinfeksi (misalnya dilakukan oleh dukun atau awam). Bahaya terbesar adalah kematian ibu. Abortus septik harus dirujuk kerumah sakit.
Penatalaksanaan abortus septik, antara lain:
a.         Beri terapi obat, antara lain:
1)        Obat pilihan pertama : penisilin prokain 800.000 IU intramuskular tiap 12 jam ditambah kloramfenikol 1 gr peroral selanjutnya 500 mg peroral tiap 6 jam.
2)        Obat pilihan kedua : ampisilin 1 g peroral selanjutnya 500 g tiap 4 jam ditambah metronidazol 5000 mg tiap 6 jam.
3)        Obat pilihan lainnya : ampisilin dan kloramfenikol, penisilin, dan metronidazol, ampisilin dan gentamisin, penisilin dan gentamisin.
b.         Tingkatkan asupan cairan.
c.         Bila perdarahan banyak, lakukan transfusi darah.
d.        Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotik atau lebih cepat lagi bila terjadi perdarahan, sisa konsepsi harus dikeluarkan dari uterus.

 Abortus terapeutik
Dilakukan pada usia kehamilan kurang dari 12 minggu, atas pertimbangan atau indikasi kesehatan wanita di mana bila kehamilan itu dilanjutkan akan membahayakan dirinya, misalnya pada wanita dengan penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal, korban perkosaan (masalah psikis). Dapat juga atas pertimbangan atau indikasi kelainan janin yang berat.
Penatalaksanaan abortus terapeutik, antara lain:
a.         Pada pasien yang menolak dirujuk beri pengobatan samadengan yang diberikan pada pasien yang hendak dirujuk, selama 10 hari.
b.         Rawat pasien di ruangan khusus untuk kasus infeksi.
a.         Berikan antibiotik intravena, penisilin 10-20 juta IU dan streptomisin 2 gr.
b.         Infus cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat disesuaikan kebutuhan cairan.
c.         Pantau ketat keadaan umum, tekanan darah, denyut nadi dan suhu badan.
d.        Oksigenasi bila diperlukan, kecepatan 6 – 8 liter per menit.
e.         Pasang kateter Folley untuk memantau produksi urin.
f.          Pemeriksaan laboratorium : darah lengkap, hematokrit, golongan darah serta reaksi silang, analisi gas darah, kultur darah, dan tes resistensi.
g.         Apabila kondisi pasien sudah membaik dan stabil, segera lakukan pengangkatan sumber infeksi.
h.         Abortus septik dapat mengalami komplikasi menjadi syok septik yang tanda-tandanya ialah panas tinggi atau hipotermi, bradikardi, ikterus, kesadaran menurun, tekanan darah menurun dan sesak nafas.

G.      Komplikasi
1.         Perdarahan, perforasi, syok dan infeksi.
2.    Pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah.

H.      Penatalaksanaan Pasca Abortus
1.         Pemeriksaan lanjut untuk mencari penyebab abortus.
2.         Perhatikan juga involusi uterus dan kadar B-hCG 1-2 bulan kemudian.
3.         Pasien dianjurkan tidak hamil dulu selama 3 bulan kemudian (jika perlu, anjurkan pemakaian kontrasepsi kondom atau pil).

BAB III
CONTOH KASUS

Kasus:
Seorang ibu Ny. “N” Umur 28 tahun G2P1AOAh1 umur kehamilan 12 minggu pada tanggal 7 Maret 2012 datang ke RSUD Singaraja dengan keluhan keluar flek-flek dari kemarin tgl 6 Maret 2012 dan mengeluh perutnya mules dan belum mengeluarkan jaringan. Ibu mengatakan HPHTnya tanggal 14 Desember 2011. Setelah dilakukan pemeriksaan diketahui TD : 120/70mmHg, N : 83x/menit, R : 20x/menit, S : 36,5oC, BB : 52kg dan TB : 155 cm. Pemeriksaan fisik pada genatalia terdapat pengeluaran flek-flek, hasil pemeriksaan dalam tidak ada pembukaan serviks, hasil USG janin masih ada dalam uterus, pp test positif, HB 11,3 gr%.

ASUHAN KEBIDAN PADA NY’N’ G2P1A0Ah1 UMUR 28 TAHUN
UMUR KEHAMILAN 12 MINGGU DENGAN ABORTUS IMENENS.
DI RSUD SINGARAJA - BALI
No. Registrasi                        : 016717
Masuk RS Tanggal/Pukul    : 07-03-2012/10.00 WIB        
Dirawat di ruang                   : Poly OBGYN

I.                   PENGKAJIAN DATA, Tanggal/Pukul : 07-03-2012 /10.00 wib Oleh : Bidan
A.    Biodata                          Ibu                                                    Suami
1.      Nama                     : Ny “N”                                              Tn “W”
2.      Umur                     : 28 tahun                                            29 tahun
3.      Agama                   : Hindhu                                              Hindhu
4.      Suku/Bangsa         : Bali/Indonesia                                   Bali/Indonesia
5.      Pendidikan            : SMA                                                 S1 PGSD
6.      Pekerjaan              : IRT                                                    PNS
7.      Alamat                  : Perumahan Jalak Putih V no 46 Singaraja - Bali

B.     Data Subjektif
1.            Alasan datang/dirawat
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya

2.             Keluhan utama
Ibu  mengatakan keluar flek-flek dari kemarin tgl 06-03-2012 dan mengeluh perutnya mules dan belum mengeluarkan jaringan.

3.        Riwayat Menstruasi
Menarche              : 12 tahun                                Siklus              : 30 hari
Lama                    : 5 hari                                     Teratur             : teratur
Sifat darah            : Cair                                       Keluhan           : Tidak ada

4.      Riwayat perkawinan
Status perkawinan               : Menikah                 Menikah ke     : 1 (satu)
Usia menikah pertama kali   : 25 Tahun                Lama               :  3 Tahun

5.      Riwayat obstetrik  : G2P1A0 Ah1
Hamil ke
Persalinan
Nifas
tanggal
Umur kehamilan
Jenis persalinan
penolong
komplikasi
JK
BB lahir
laktasi
komplikasi
1
20-3-10
Aterm
Spontan
Bidan
Tidak ada
L
2600 gr
Asi eks
Tidak ada
Hamil
ini



















6.      Riwayat kontrasepsi yang digunakan
No
Jenis kontrasepsi
Pasang
Lepas
Tanggal
Oleh
Tempat
Keluhan
Tanggal
Oleh
Tempat
Alas an
Ibu
mengatakan
tidak
pernah
menggunakan
alat
kontrasepsi
























7.      Riwayat Kehamilan Sekarang
A.    HPM:14-12-2011                                      HPL: 21-9-2012
B.     ANC pertama umur kehamilan : 6 minggu
C.     Kunjungan ANC
Trimester I
       Frekuensi   : 2x
       Keluhan     : Mual, Flek-flek
       Komplikasi            : Tidak ada
       Terapi                    : Asam folat
Trimester II
       Frekuensi   : -
       Keluhan     : -
       Komplikasi            : -
       Terapi                    : -
Trimester III
       Frekuensi   : -
       Keluhan     : -
       Komplikasi            : -
       Terapi                    : -
D.    Imunisasi TT : 1 kali
TT I : tanggal   : 25 Januari 2012
E.     Pergerakan janin selama 24 jam ( dalam sehari )
       Ibu mengatakan belum merasakan gerakan janin.

8.      Riwayat kesehatan
a.   Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahanun)
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular (PMS, TBC, Hepatitis), menurun (DM, Asma, Hipertensi), menahun (Jantung, Ginjal)
b.      Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga  (menular, menurun dan menahanun)
Ibu mengatakan dari pihak keluarga suami dan ibu tidak sedang menderita penyakit menular (PMS, TBC, Hepatitis), menurun (DM, Asma, Hipertensi ), menahun ( Jantung, Ginjal )
c.       Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dari pihak keluarga suami dan ibu tidak punya riwayat keturunan kembar.
d.      Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak ada riwayat oprasi
e.       Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi obat.

9.      Pola pemenuhan kebutuhan
Sebelum Hamil                      Saat Hamil
a.         Nutrisi          
Makan          
Frekuensi       : 3x sehari                                3x sehari
Jenis               : Nasi,sayur,lauk                      Nasi,sayur,lauk
Porsi              : 1 piring                                  1 piring
Pantangan      : Tidak ada                              Tidak ada
Keluhan         : Tidak ada                              Tidak ada
Minum
Frekuensi       : 6-7x sehari                             7-8x sehari
Jenis               : Air Putih,teh                         Air putih, the,susu
Porsi              : 1 gelas                                   1 gelas
Pantangan      : Tidak ada                              Tidak ada
Keluhan         : Tidak ada                              Tidak ada
b.      Eliminasi
BAB
Frekuensi       : 1x sehari                                1x sehari
Warna            : Kuning                                  Kuning
Konsistensi    : Lembek                                 Lembek
Keluhan         : Tidak ada                              Tidak ada
BAK
Frekuensi       : 3-4x sehari                             4-5x sehari
Warna            : Kuning jernih                        Kuning jernih
Konsistensi    : Cair                                       Cair
Keluhan         : Tidak ada                              Tidak ada
c.       Istirahat
Tidur  siang
Lama             : 2jam/hari                               2 jam/hari
Keluhan         : Tidak ada                              Tidak ada
Tidur malam
Lama             : 8jam/hari                               8jam/hari
Keluhan         : Tidak ada                              Tidak ada
d.      Personal Hygiene
Mandi            : 2x/hari                                   2x/hari
Ganti pakaian: 2x/hari                                   2x/hari
Gosok gigi     : 3x/hari                                   3x/hari
Keramas        : 3x/minggu                             3x/minggu
e.       Pola seksualitas
Frekuensi       : 3x/minggu                             1x/minggu
Keluhan         : Tidak ada                              Tidak ada
f.       Pola aktivitas ( Terkait kegiatan fisik, olahraga )
Ibu mengatakan di rumah melakukan kegiatan sehari- hari yaitu memasak,mnyapu, dan menjaga anak.
Ibu mengatakan jarang melakukan kegiatan olah raga.

10.  Kebiasaan yang mengganggu kesehatan ( merokok, minum jamu, minuman beralkohol.)
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu-jamuan dan minum minuman yang beralkohol.

11.  Data psikososial, spiritual, dan ekonomi ( pererimaan ibu/ suami/ keluarga terhadap kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/ keluarga/ tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan social, keadaan ekonomi keluarga )
-       Ibu mengatakan sangat senang dengan kehamilan ini.
-       Ibu mengatakan suami  dan keluarga sangat mendukung kehamilan ini.
-       Ibu mengatakan hubungan dengan suami,keluarga dan tetangga baik – baik saja.
-       Ibu mengatakan akan melakukan perawataan bayi dengan baik
-       Ibu mengatakan selalu taan dalam melaksanakaan sholat 5 waktu
-       Ibu mengatakan selalu aktif dalam mengikuti kegiatan social.
-       Ibu mengatakan keadaan ekonomi keluarga sangat  baik.

12.  Pengetahuan ibu ( tentang kehamilan,persalina, nifas )
-       Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang kehamilan
-       Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang persalinan
-       Ibu mengatakan sudah mengetahui tentanng nifas

13.  Lingkungan yang berpengaruh ( sekitar rumah dan hewan peliharaan )
-      Ibu mengatakan lingkungan sekitar rumah tidak ada berpengaruh buruk
-      Ibu mengatakan tidak memeliharaan hewan peliharaan dirumah.

C.     Data Obyektif
1.      Pemeriksaan umum
Keadaan umum      :  Baik
Kesadaran              :  Compos Mentis
Status emisional     :  Stabil
Tanda Vital              :
Tekanan Darah       :  120/70mmHg                 Nadi    : 83x/menit
Pernapasan             : 20x/menit                        Suhu    : 36,50c
BB                          : 52kg                               TB       : 155 cm
2.      Pemeriksaan fisik
Kepala      :Bentuk mesochepal, tidak ada benjolan                abnormal,tidak ada nyeri tekan
Wajah               :Bentuk oval, tidak ada bekas luka operasi,tidak pucat,tidak ada cloasma gravidarum.
Mata                            :Simetris, tidak ada secret,sclera putih konjungtiva     merah muda
Hidung                        :Simetris. Tidak ada polip. Tidak ada secret, tidak ada gerak cuping hidung saat bernafas
Mulut                          :Simetris. Tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada perdarahan gusi, lidah bersih.
Telingga                       :Simetris, tidak ada serumen, Pendengaran baik.
Leher                           :Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, limfe dan vena jugularis
Dada           :Tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada wheezing,pernafasan teratur.
Payudara                     :Simetris, putting susu menonjol, areola mammae hiperpigmentasi, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.
Abdomen                    :Pembesaran sesuai umur kehamilan, tidak ada bekas luka, tidak ada bekas operasi, tidak ada linea nigra, tidak ada linea alba, tidak ada striae gravidarum.
Palpasi
Leopold I                     : fundus tegang
Leopold II                   : belum teraba
Leopold III                  : belum teraba
Leopold IV                  : belum teraba
Osborn test                  : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Mc. Donald
TFU                             : - cm                           TBJ : - gram
Auskultasi
DJJ                               : - x/mnt
Ekstremitas atas         : Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap    masing-masing 5, tidak ada odema, tidak ada sianosis, kuku bersih warna merah muda.
Ekstremitas bawah      : Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap masing-masing 5, tidak ada odema, tidak ada varices, reflek patella ada, kuku bersih warna merah muda.
Genetalia luar            : Terjadi pengeluaran flek-flek, tidak ada odema, tidak ada bekas luka operasi, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini.
Pemeriksaan panggul   : Tidak dilakukan
(Bila perlu)
Periksa Dalam              Tanggal: 07-03-2012               Pukul:10.10WIB
Indikasi                        : keluarnya flek-flek
Hasil                            : tidak ada pembukaan serviks
3.      Pemeriksaan penunjang           Tanggal:07-03-2012    Pukul:10.10 WIB
USG : Hasilnya janin masih ada di dalam uterus
4.      Data Penunjang          
Dilakukan pemeriksaan PP test dengan hasil postif
Dilakukan pemeriksaan HB dengan hasil HB : 11,3gr%

II.                INTERPRETASI DATA
A.    Diagnosa kebidanan
Seorang ibu Ny.”N” umur 28 tahun G2P1A0AH1 umur kehamilan 12 minggu dengan abortus iminens
Data Dasar:
DS:  -    Ibu mengatakan bernama Ny. N
-          Ibu mengatakan berumur 28 tahun
-          Ibu mengatakan ini kehamilan keduanya
-          Ibu mengatakan keluar flek-flek dan perutnya mules sejak kemarin pada tanggal 06-03-2012 pukul 20.00 dan ibu mengatakan tidak ada jaringan yang keluar dari jalan lahir ibu.
                  DO:  KU: baik
                         Kesadaran: Composmentis
                          TTV: TD: 120/70mmHg       N: 83x/menit
                                    R: 20x/menit               S: 36,5oC
                                    BB: 52 kg                    TB: 155 cm
                         inspeksi genetalia terdapat flek-flek
                          Hasil USG                 : Janin ibu masih ada dalam uterus dan masih hidup, detak jantung janin masih terdengar, gerakan janin masih ada.
               Periksa Dalam                       Tanggal: 06-03-2012               Pukul: 10.10 WIB
                          Hasil PD        : Tidak ada pembukaan serviks, serviks lunak.
B.     Masalah
Ibu mengatakan dirinya sangat merasa cemas dengan kehamilannya
DS       : Ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya
DO      : Muka ibu tampak cemas

III.             IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
Abortus Insipiens

IV.             ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
A.    Mandiri
Observasi Keadaan ibu
B.     Kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter spesialis obstetric dan ginekologi untuk melakukan kuretase
C.     Merujuk
Melakukan rujukan bila terjadi komplikasi

V.                PERENCANAAN          Tanggal : 07-03-2012              Pukul   : 10.15WIB
1.      Beritahu ibu tentang hasil dari pemeriksaan
2.      Jelaskan pada ibu tentang kondisi ibu sekarang
3.      Beritahu ibu untuk tirah baring
4.      Beritahu ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi hubungan seksual
5.      Beritahu ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi sehat dan seimbang
6.      Berkolaborasi dengan dokter spesialis obstetric dan ginekologi untuk terapi obat
7.      Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
8.      Lakukan pendokumentasian Asuhan Kebidanan

VI.             PELAKSANAAN           Tangga            : 07-03-2012               Pukul   : 10.15WIB
1.      Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaannya bahwa ibu dalam keadaan baik, TB: 120/70mmHg, Suhu : 36.50c, Nadi 83x/menit, Pernapasan 20x/menit.
2.      Memberitahi ibu tentang kondisinya sekarang ibu mengalami abortus imenens yaitu perdarahan bercak yang menunjukan ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Kehamilan ibu masih bisa dipertahankan atau berlanjut.
3.      Memberitahu ibu untuk tirah baring artinya ibu tidak boleh bangun dari tempat tidur selama keluhan seperti flek – flek dan nyeri perut masih ada, semua dilakukan ditempat tidur baik makan, minum, BAK, BAB, fungsinya agar tidak terjadi kontraksi pada uterus saat bangun atau berdiri dan berisiko terjadi abortus insipiens.
4.      Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup yaitu pada siang hari selama 2 jam, malam hari 8 jam, mengurangi pekerjaan yang membuat stress atau pekerjaan berat, untuk sementara jangan melakukan hubungan seksual.
5.      Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi sehat dan seimbang seperti kabohidrat (nasi, roti, kentang), protein (ikan, telur, tempe, tahu), lemak (daging), vitamin (sayuran dan buah- buahan), mineral ( air putih ), kalsium (susu dan keju).
6.      Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan untuk pemberian terapi obat yaitu Fhe Nobarbital 3x10mg, vitamin B kompleks 1x1, Asam Mefenamat 500mg 3x1, Vitamin K tablet 2x1, Tablet Fe 1x1, Vitamin C 1x1
7.      Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang jika terjadi keluhan atau perdarahan yang banyak
8.      Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada status pasien.

VII.          EVALUASI         Tanggal           : 07-03-2012                Pukul   : 10.15 WIB
1.      Ibu sudah mengetahiu tentang hasil pemeriksaannya.
2.      Ibu tahu tentang abortus imminens.
3.      Ibu bersedia untuk tirah baring.
4.      Ibu bersedia istirahat yang cukup.
5.      Ibu bersedia untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi.
6.      Terapi obat telah diberikan sesuai intruksi dokter obsgyn.
7.      Ibu bersedia kunjungan ulang jika ada keluhan.
8.      Sudah melakukan dokumentasi.





BAB IV
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.         Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan .
2.         Faktor predisposisi terjadinya abortus yaitu faktor maternal, riwayat obstetri yang kurang baik, riwayat infertilitas, adanya kelainan atau penyakit yang menyertai kehamilan, berbagai macam infeksi, paparan dengan berbagai macam zat kimia, trauma abdomen/pelvis pada trimester pertama, kelaianan pertumbuhan hasil konsepsi, kelainan pada plasenta, kelainan traktus genetalia seperti inkompetensi serviks.
3.         Patofisiologi terjadinya abortus yaitu berawal dari perdarahan desiduabasalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus dan uterus berkontraksi.
4.         Manifestasi klinik abortus yaitu terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu, keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat, perdarahan pervaginam, rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis.
5.         Pemeriksaan penunjang yang dilakukan yaitu tes kehamilan, pemeriksaan Doppler atau USG, pemeriksaan kadar fibrinogen darah.
6.         Berdasarkan jenisnya, abortus dapat dibagi menjadi empat yaitu abortus spontan, abortus profokatus, abortus profokatus terapetikus dan abortus profokatus kriminalis. Sedangkan berdasarkan keadaan janin yang sudah dikeluarkan, abortus dibagi atas abortus imminens, abortus insipiens, abortus inkomplit, abortus komplit, abortus abortion, abortus terapeutik dan abortus septik.
7.         Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari abortus adalah perdarahan, perforasi, syok, infeksi dan kelainan pembekuan darah.
8.         Penatalaksanaan pasca abortus adalah mencari penyebab abortus, observasi involusi uterus dan kadar B-hCG 1-2 bulan kemudian serta pasien dianjurkan memakaian kontrasepsi kondom atau pil.
B.       Saran
1.         Untuk Petugas kesehatan
Meningkatkan peran tenaga kesehatan dalam fungsinya sebagai pelaksana kesehatan, serta tertib meningkatkan kemampuan dan keterampilan  yang dimiliki. Seseorang tenaga kesehatan harus meningkatkan kerjasama yang baik dengan petugas kesehatan yang lain serta dengan klien dan keluarga
2.         Bagi klien
Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan diperlukan kerjasama yang baik dari klien dalam usaha memecahkan masalah klien
3.         Bagi pendidikan
Lebih meningkatkan kualitas pendidikan sehingga mahasiswa dapat bekerja dilahan praktek dengan baik



Leave a Reply