Upaya Promosi Kesehatan pada Ibu Menyusui

PROMOSI KESEHATAN
UPAYA PROMOSI KESEHATAN PADA IBU MENYUSUI





Oleh :
Ni Putu Ayu Oktaviani Astuti 



PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2010/2011


KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul “Promosi Kesehatan Ibu Menyusui”. Adapun makalah yang penulis buat merupakan makalah penugasan kelompok dari mata kuliah Promosi Kesehatan.
Mengingat angka kesakitan dan angka kematian bayi dan anak-anak yang masih tinggi, pengetahuan serta pemahaman tentang menyusui sangatlah penting baik bagi ibu menyusui maupun tenaga kesehatan sebagai panutan didalam masyarakat. Hal ini berkaitan dengan status kecukupan gizi sebagai dasar terpandangnya mutu pelayanan kesehatan suatu negara tertentu. Oleh karena itu diperlukan promosi kesehatan untuk ibu menyusui demi terciptanya mutu pelayanan kesehatan di masyarakat yang optimal.
Di dalam makalah ini penulis menguraikan secara lengkap dan jelas tentang sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui yang merupakan upaya promosi kesehatan ibu menyusui. Sehingga makalah ini dibuat bertujuan tidak lain ialah untuk memudahkan calon tenaga kesehatan maupun tenaga kesehatan dalam melakukan upaya promosi kesehatan ibu menyusui.
Penulis menyadari, makalah ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kritik, saran, dan masukan-masukan lain yang bersifat membangun dari pembaca senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dalam praktik promosi kesehatan ibu menyusui.

                 Yogyakarta, 14 Desember 2011

Penulis


DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
      A.      Latar Belakang 
      B.       Tujuan
      C.       Rumusan Masalah
      BAB II PEMBAHASAN
     A.    Definisi
     B.     Tujuan
     C.     Promosi Kesehatan pada Ibu Menyusui
     D.    Pr omosi Kesehatan pada Ibu Menyusui yang Bekerja
     BAB III PENUTUP
        A.    Kesimpulan
        B.    Saran
      DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang

Salah satu masalah yang masih tinggi dialami oleh negara Indonesia ialah masalah gizi kurang terutama dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI), angka kesakitan dan kematian pada bayi dan anak-anak. Kendala dalam pemberian ASI telah diidentifikasi, diantaranya mencakup faktor-faktor seperti kurangnya informasi, praktik-praktik rumah sakit yang kurang tepat seperti memberikan air dan suplemen untuk bayi tanpa ada kebutuhan medis, kurangnya perawatan tindak lanjut pada awal periode pasca melahirkan, ibu bekerja, kurangnya dukungan sosial yang luas, dan promosi komersial dari susu formula melalui hadiah yang diberikan rumah sakit waktu ibu pulang ke rumah, hadiah untuk bayi dari perusahaan susu formula yang didistribusikan oleh pemberi perawatan selama kehamilan dan iklan-iklan di televisi serta majalah.
Pada awal kehidupan sampai bayi berusia enam bulan, ASI eksklusif tanpa bahan makanan lain sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikologis bayi karena dalam ASI mengandung banyak zat-zat gizi yang mencukupi kebutuhan kelangsungan hidup bayi. Setelah enam bulan ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.
Bidan mempunyai peran sebagai pelaksana, pengelola, peneliti, dan pendidik. Sebagai pelaksana, bidan melakukan tugasnya dalam melakukan pelayanan kesehatan. Sebagai pengelola, bidan memimpin kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan mutu  kesehatan. Sebagai peneliti, bidan melakukan penelitian dalam berbagai masalah tentang pelayanan kesehatan. Sebagai pendidik, bidan dapat berperan sebagai penyuluh dan penasihat tentang permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat, disinilah peran bidan dalam melakukan upaya promosi kesehatan. Dimana sebagai promotor kesehatan bidan harus mampu memberikan penerangan dan pendidikan sesuai sasaran untuk meningkatkan kesehatan. Sasaran akan dapat menerima pelayanan kesehatan yang diberikan bila mereka memahaminya dengan baik serta menganggap pelayanan kesehatan tersebut menguntungkan bagi diri dan lingkungan mereka. Upaya untuk meyakinkan sasaran agar dapat menerima pelayanan kesehatan yang memberi manfaat bagi mereka tidak lain adalah melalui promosi kesehatan seperti promosi kesehatan pada ibu menyusui.

B.            Rumusan Masalah
1.    Apakah yang dimaksud dengan menyusui?
2.    Apakah yang dimaksud dengan ASI Eksklusif?
3.    Apakah yang dimaksud dengan promosi kesehatan?
4.    Apakah yang dimaksud dengan ibu menyusui?
5.    Apakah yang dimaksud dengan promosi kesehatan pada ibu menyusui?
6.    Apakah tujuan promosi kesehatan pada ibu menyusui?
7.    Apa saja yang termasuk dalam upaya promosi kesehatan pada ibu menyusui?
8.    Bagaimana promosi kesehatan pada ibu menyusui yang bekerja?

C.           Tujuan
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu melakukan praktik promosi kesehatan ibu menyusui. Sedangkan tujuan khusus dari pembuatan makalah ini antara lain:
1.    Mengetahui pengertian menyusui.
2.    Mengertahui pengertian ASI Eksklusif.
3.    Mengetahui pengertian promosi kesehatan.
4.    Mengetahui pengertian ibu menyusui.
5.    Mengetahui pengertian promosi kesehatan pada ibu menyusui.
6.    Memahami tujuan promosi kesehatan pada ibu menyusui.
7.    Mengetahui tentang upaya promosi kesehatan pada ibu menyusui.
8.    Memahami tentang promosi kesehatan pada ibu menyusui yang bekerja.


BAB II
PEMBAHASAN

A.           Definisi

Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan Air Susu Ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu. Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah gizi terbaik untuk bayi. Seorang bayi dapat disusui oleh ibunya sendiri atau oleh wanita lain. ASI juga dapat diperah dan diberikan melalui alat menyusui lain seperti botol susu, cangkir, sendok, atau pipet. Pemerintah dan organisasi internasional sepakat untuk mempromosikan menyusui sebagai metode terbaik untuk pemberian gizi bayi setidaknya tahun pertama dan bahkan lebih lama lagi, antara lain WHO, American Academy of Pediatrics, dan Departemen Kesehatan.
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai usia 6 bulan. ASI sangat baik untuk kesehatan bayi, ASI juga mengandung antibiotik yang bisa melindungi bayi dari berbagai penyakit selama antibodinya berkembang. Oleh sebab itu pemberian ASI disarankan pada 6 bulan awal masa kelahiran (ASI eksklusif).
Promosi kesehatan adalah upaya perubahan atau perbaikan perilaku dibidang kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhui lingkungan atau hal- hal lain yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
Ibu menyusui adalah ibu yang memberikan susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu itu sendiri.
Promosi kesehatan pada ibu menyusui adalah upaya perubahan atau perbaikan perilaku yang dapat berpengaruh terdapat perilaku dan kualitas kesehatan terhadap ibu menyusui.

B.            Tujuan Promosi Kesehatan pada Ibu Menyusui

Tujuan jangka panjang dalam promosi kesehatan pada ibu menyusui adalah mengoptimalkan status kesehatan dalam hal menyusui, tujuan jangka menengah adalah menciptakan perilaku sehat menyusui yang baik dan benar dan tujuan jangka pendek adalah sasaran atau ibu menyusui mengerti dan memahami teknik menyusui yang benar, bersikap dan memiliki norma yang positif mengenai menyusui.

C.           Promosi Kesehatan pada Ibu Menyusui

Penyelenggaraan Pekan ASI Sedunia adalah suatu gerakan yang dilaksanakan secara serentak di seluruh dunia pada setiap minggu pertama bulan Agustus. Tujuannya adalah agar setiap negara, secara terus menerus bersama-sama melaksanakan upaya-upaya yang nyata untuk membantu ibu agar berhasil menyusui. "Menyusui : Sepuluh Langkah Menuju Sayang Bayi" adalah tema Pekan ASI Sedunia tahun 2010 dengan slogan “Sayang Bayi, Beri ASI” adalah suatu komitmen nyata dari fasilitas kesehatan untuk mendukung keberhasilan menyusui, melalui pemberian perlindungan dan memberikan informasi serta dukungan kepada ibu agar dapat menyusui bayinya secara eksklusif.
Sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui atau Ten Step to Successful Breeastfeeding (WHO/UNICEF 1989, isi dikembangkan oleh DepKes RI dan BKPPASI) merupakan upaya promosi kesehatan pada ibu menyusui yaitu:
1.    Langkah I : Buatlah kebijakan tertulis tentang pemberian ASI yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas pelayanan kesehatan.
Pada tahun 1989, UNICEF bersama WHO memperkenalkan Sepuluh Langkah Keberhasilan Menyusui dengan mengeluarkan sebuah Pernyataan Bersama mengenai “Perlindungan, Promosi, dan Dukungan Menyusui: Peran Khusus Fasilitas Pelayanan Kesehatan Ibu”. Tahun 1990 Deklarasi Innocenti menghimbau dunia agar mendukung pelaksanaan Sepuluh Langkah disemua fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan ibu. Selain itu juga mempunyai kebijakan yang melarang promosi susu formula sesuai dengan Juklak Dep.Kes. tahun 1991 tentang Permenkes no.240 tahun 1985. Dimana semua kebijakan tersebut harus dikomunikasikan secara rutin kepada semua staf dan dipasang pada tempat yang mudah terlihat oleh semua orang yang datang ke Pelayanan Kesehatan tersebut.
2.    Langkah II : Memberikan pelatihan bagi petugas kesehatan untuk dapat melaksanakan hal-hal yang disebutkan dalam kebijakan tertulis mengenai pemberian ASI.
Keberhasilan komunikasi antara petugas kesehatan dan pasien pada umumnya akan melahirkan kenyamanan dan kepuasan bagi kedua belah pihak, khususnya timbulnya empati atau ikut merasakan apa yang sedang dialami oleh pasien.  Pada promosi kesehatan pada ibu menyusui petugas kesehatan diberi pelatihan mengenai berkomunikasi yang baik secara efektif dengan ibu-ibu (ibu menyusui) dan keluarganya sehingga dapat membantu menumbuhkan kepercayaan diri khususnya pada ibu menyusui dan meningkatkan kepercayaan terhadap tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatannya serta keterampilan mengenai menyusui yang baik. Dalam melaksanakan promosi pemberian ASI di Rumah Sakit pelatihan kepada petugas meliputi:
a.         10 langkah menuju keberhasilan menyusui dan kebijakan tertulis lainnya mengenai pemberian ASI.
b.        Pelatihan paling sedikit 16 jam dan pengalaman klinik paling sedikit 3 jam, kemudian diikuti dengan supervisi.
c.         Pelatiahan atau penyegaran dilakukan secara berkelanjutan terhada semua staf yang terkait terhada promosi pemberian ASI
3.    Langkah III : Menjelaskan manfaat menyusui
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.
a.         Aspek Gizi.
Manfaat Kolostrum :
1)   Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
2)   Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
3)   Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
4)   Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
Komposisi ASI :
1)   ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
2)   ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
3)   Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung Whey : Casein lebih banyak yaitu 65 : 35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey:Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.
Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI :
1)   Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
2)   Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk atau disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
b.        Aspek Imunologik
1)   ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
2)   Immunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori IgA tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
3)   Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
4)   Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
5)   Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
6)   Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.
c.         Aspek Psikologis
1)   Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
2)   Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
3)   Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
d.        Aspek Kecerdasan
Interaksi ibu dan bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan sistem syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi. Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.
e.         Aspek Neurologis
Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
f.         Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.
g.        Aspek Penundaan Kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).
4.    Langkah IV : Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah bayi lahir tanpa dimandikan terlebih dahulu langsung diletakkan pada perut ibu. Secara naluri bayi akan mencapai dan dapat menghisap puting ibu dalam waktu 30 menit. Dengan demikian, kolostrum atau ASI yang berwarna kekuning-kuningan, ASI yang pertama keluar akan langsung dihisap oleh sang bayi. Sebagaimana kita ketahui kolostrum mengandung zat kekebalan yang lebih banyak dari Air Susu yang keluar pada hari-hari berikut setelah kelahiran bayi. Kontak fisik pertama antara ibu dan bayi akan semakin merekatkan rasa kasih sayang ibu dan bayi. Lalu dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.
5.    Langkah V : Menunjukkan teknik menyusui yang benar
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).
Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan sakit. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan aerola mamae makin menghitam. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :
a.         Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk.
b.        Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.
c.         Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu.
Posisi yang benar dalam pemberian asi sangat menentukan bagi kenyamanan bayi dan ibu sendiri. Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan berdiri, duduk, atau rebahan. Teknik menyusui yang benar yaitu cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting, berdiri, duduk, atau berbaring dengan santai (sesuai keinginan).
a.         Melekat dengan benar :
1)   Dagu menempel pada payudara ibu
2)   Bibir bawah terbuka keluar
3)   Mulut terbuka lebar
4)   Bagian atas areola mamae lebih banyak berada dalam mulut bayi
b.        Posisi tubuh :
1)   Perut bayi menghadap badan ibu
2)   Telinga, bahu, tangan berada dalam satu garis lurus
3)   Bayi di dekatkan dengan ibu
4)   Ibu menyangga seluruh badan bayi
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda yaitu bayi tampak tenang, bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan dan puting susu tidak terasa nyeri.
a.         Posisi menyusui:
1)   The cradle
Posisi ini sangat baik untuk bayi yang baru lahir. Bayi berada di perut ibu sampai kulitnya dan kulit ibu saling bersentuhan. Tubuh bayi menghadap kearah ibu dan meletakkan kepala bayi pada siku tangan ibu.
2)   The cross cradle hold
Satu lengan mendukung tubuh bayi dan yang lain mendukung kepala, mirip dengan posisi dudukan tetapi ibu akan memiliki kontrol lebih besar atas kepala bayi. Posisi menyusui ini bagus untuk bayi prematur atau ibu dengan puting payudara kecil.
3)   The football hold
Bayi disamping ibu dengan kaki bayi dibelakang ibu dan bayi terselip di bawah lengan ibu, seolah-olah ibu sedang memegang bola kaki. Ini adalah posisi terbaik untuk ibu yang melahirkan dengan operasi caesar atau untuk ibu-ibu dengan payudara besar. Posisi ini membutuhkan bantal untuk menopang bayi.
4)   Saddle hold
Posisi ini merupakan cara yang menyenangkan untuk menyusui dalam posisi duduk. Ini juga bekerja dengan baik jika bayi memiliki pilek atau sakit telinga. Bayi duduk tegak dengan kaki mengangkangi ibu.
5)   The lying position
Menyusui dengan berbaring akan memberi ibu lebih banyak kesempatan untuk bersantai dan juga untuk tidur lebih banyak pada malam hari. Ibu bisa tidur saat bayi menyusu. Dukung punggung dan kepala bayi dengan bantal dan pastikan bahwa perut bayi menyentuh ibu.
b.        Berbagai masalah dalam menyusui
1)   Payudara bengkak
Payudara bengkak biasanya terjadi 2 atau 3 hari pasca persalinan. Bengkak pada payudara ini di sebabkan oleh penggumpalan air susu dalam kelenjar susu di payudara yang lama kelamaan dapat menyebabkan tersumbatnya kelenjar susu sehingga pengeluaran volume ASI berkurang. Desakan ASI yang tidak lancer menimbulkan rasa nyeri pada payudara ibu.

Penggumpalan air susu biasa terjadi karena bayi enggan menyusui pada ibu nya kemungkinan karna derasnya aliran air susu yang keluar sehingga bayi tak nyaman saat menyusui. Produksi ASI yang melimpah tanpa disusukan atau dipompa lambat laun akan menyebabkan penggumpalan yang pada akhirnya menyumbat kelenjar susu.
Jika ibu mengalami bengkak pada panyudara, atasilah dengan memijat daerah payudara yang sakit sehari 2 kali kearah puting susu. Gunakan baby oil atau minyak kelapa murni untuk melemaskan dan membuat daerah sekitar payudara tidak kaku.
2)   Payudara meradang
Gangguan ini biasa disebut sebagai mastitis. Radang ini akan terjadi karena ibu tidak menyusui atau puting payudara lecet karena mernyusui. Kondisi ini biasa terjadi pada satu atau kedua payudara sekaligus. Umumnya radang terjadi 2-6 minggu pasca persalinan akibat adanya infeksi bakteri serta pemakaian BH yang terlalu ketat. Untuk mencegah mastitis, ibu harus menyusui bayi segera dan sesering mungkin, bila payudara terasa penuh segera keluarkan dengan cara menyusui langsung pada bayi. Pengobatan yang tepat adalah dengan pemberian antibiotik yang baik dan aman untuk ibu menyusui.
3)   Puting datar atau tenggelam
Kalainan ini terjadi karena pelekatan mengakibatkan saluran lebih pendek dan menarik puting susu kedalam. Upaya agar puting tidak datar atau tenggelam lagi ialah tarik puting susu keluar dengan jari tangan, tahan selama beberapa waktu, lakukan selama 2 hari sekali.
4)   Puting lecet
Puting lecet ini tidak tepatnya posisi mulut bayi saat menyusui. Umumnya terjadi pada hari pertama menyusui. Bila tidak terlalu nyeri, ibu dianjurkan untuk teruskan menyusui bayinya agar nyeri berkurang dan oleskan sedikit ASI pada puting susu dan sekitarnya atau kompres payudara dengan Air hangat sebelum menyusui.
5)   Gangguan volume ASI
Menyusui melibatkan proses menghasilkan dan mengeluarkan ASI. Biarkan pemberian ASI lancar, kedua proses itu harus berjalan dengan seimbang. Jika tidak terjadi keseimbangan maka proses menyusuipun tidak akan berjalan lancar.
6)   Bingung puting
Bingung puting merupakan masalah menyusui yang timbul karena bayi yang masih terlalu kecil mengalami kebingungan antara meghisap puting dengan botol susu. Solusinya ibu harus memulai membiasakan bayi diberi ASI perah dengan sendok, bukan botol susu. Berikan dengan cara menyuapinya dengan sendok agar bayi tidak binggung puting.
6.    Langkah VI : Tidak memberikan makanan dan atau minuman selain ASI
ASI tak dapat digantikan oleh makanan ataupun minuman manapun, karena ASI mengandung zat gizi yang paling tepat, lengkap dan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan bayi setiap saat. ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal.
7.    Langkah VII : Melaksanakan rawat gabung
Rawat gabung merupakan satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam sebuah ruangan. Manfaat dilakukannyan rawat gabung yaitu:
a.         Dengan rawat gabung antara ibu dan bayi akan terjalin proses lekat (bonding) yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya
b.        Ibu mudah menyusui kapan saja
c.         Bayi dapat disusui dengan frekuensi yang lebih sering dan menimbulkan refleks prolaktin yang mampu memacu proses produksi ASI dan refleks oksitosin yang membantu pengeluaran ASI dan mempercepat involusi rahim
d.        Petugas kesehatan lebih mudah untuk mengetahui  perkembangan kondisi  kesehatan ibu dan bayi.
8.    Langkah VIII : Membantu ibu menyusui sesering mungkin dan semau bayi
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena  sebab lain (kencing, kepanasan atau kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.
9.    Langkah IX : Tidak memberikan dot atau kempeng
Oleh karena pemberian susu formula kadang tidak disertai dengan botol atau dot yang cukup terjamin kebersihannya sehingga bayi menjadi diare. Dan pengenceran atau perbandingan bubuk susu dan air kadang tidak sesuai dengan ketentuan pada label yang berakibat bayi kurang gizi.
10.    Langkah X : Membina kelompok pendukung ASI
Dukungan lainnya dari pihak-pihak yang terkait dengan ibu menyusui menjadi penentu keberhasilan pemberian ASI diantaranya:
a.         Suami
Bentuk dukungan yang dapat diberikan antara lain menemani istri ketika sedang menyusui, ikut merawat bayi, memberikan kata-kata pujian/pemberi semangat sehingga istri terus merasa percaya diri, melengkapi pengetahuan seputar pemberian ASI dan kegiatan menyusui, serta bangga dengan istri yang sedang dalam masa pemberian ASI kepada sang buah hati.
b.        Keluarga
Melengkapi pengetahuan seputar pemberian ASI dan kegiatan menyusui, memberikan pujian, semangat dan dorongan agar ibu bisa percaya diri untuk menyusui, membantu dalam perawatan bayi.
c.         Tenaga kesehatan
Tidak mempromosikan susu formula, memberi informasi yang tepat tentang ASI dan seputar kegiatan menyusui, memberikan semangat dan dorongan agar para ibu memberikan ASI Eksklusif kepada bayi mereka, dan menyusui diteruskan sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih, dan memahami ciri-ciri tumbuh kembang bayi/anak ASI.

d.        Lingkungan kerja atau kantor
Menerapkan kebijakan kantor yang ramah terhadap pegawai perempuan yang menyusui, menyediakan ruang menyusui, memberikan waktu untuk memerah/menyusui langsung bila menyusui harus dilakukan selama waktu kerja.
e.         Sesama ibu menyusui
Saling berbagi pengalaman, bertukar informasi, memberi semangat dan dukungan seputar kegiatan menyusui dan pemberian ASI, agar ASI Eksklusif berhasil diberikan kepada bayi selama 6 bulan pertama, dan ASI diteruskan hingga anak berusia 2 tahun atau lebih.
f.         Pemerintah
Senantiasa mensosialisasikan keunggulan ASI kepada masyarakat, memperbaiki dan melengkapi perangkat yang mendukung kegiatan menyusui dan pemberian ASI, menindak dengan tegas segala bentuk pelanggaran pihak ketiga yang bertentangan dengan kebijakan pemberian ASI Eksklusif serta pemberian ASI bagi bayi Indonesia.

D.           Promosi Kesehatan pada Ibu Menyesui yang Bekerja
Prinsip umum bagi promosi kesehatan yang efektif di tempat kerja antara lain:
1.    Manajemen puncak harus mendukung secara nyata serta antusias program intervensi dan turut terlibat dalam program tersebut.
2.    Pihak pekerja atau karyawan pada semua tingkat pengorganisasian harus terlibat dalam perencanaan dan implementasi intervensi.
3.    Fokus intervensi harus berdasarkan pada faktor risiko yang dapat didefinisikanserta dimodifikasi, dan merupakan prioritas bagi pekerja atau karyawan.
4.    Intervensi harus disusun sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pekerja atau karyawan.
5.    Sumber daya setempat harus dimanfaatkan dalam mengorganisasikan dan mengimplementasikan intervensi.
6.    Evaluasi harus dilakukan juga.
7.    Organisasi harus menggunakan inisiatif kebijakan berbasis populasi maupun intervensi promosi kesehatan yang intensif dengan berorientasi pada perorangan dan kelompok.
8.    Intervensi harus bersifat sustained (kontinu) serta didasarkan pada prinsip-prinsip pemberdayaan dan atau model yang berorientasi pada masyarakat dengan menggunakan lebih dari satu metode.
Upaya promosi kesehatan yang dapat dilakukan untuk ibu menyusui yang bekerja antara lain:
1.        Memberikan konseling tentang persiapan ketika sudah kembali bekerja seperti:
a.         Memberitahu ibu untuk mersiapkan segala kebutuhan esok hari, pada malam hari sebelumnya.
b.        Menganjurkan ibu untuk menyusui bayi sebelum berangkat ke kantor.
c.         Mengusahakan agar perpisahan dan pertemuan kembali ibu dengan bayi dilaksanakan dalam suasana gembira.
2.        Memberikan konseling kepada ibu ketika ibu berada di kantor seperti:
a.         Memberitahu ibu untuk memerah atau pompa ASI sesuai jadwal menyusu bayi atau minimal dalam rentang waktu 3 jam.
b.        Memberitahu memerah atau pompa ASI secara teratur sesuai dengan jadwal dan sebelum payudara ibu terasa penuh.
c.         Menggunakan cara yang benar untuk menyimpan dan mengangkut ASIP.
d.        Memastikan bahwa pengasuh bayi mengerti tata cara pemberian ASIP yang benar.
e.         Memberitahu kepada pengasuh bayi untuk tidak memberikan ASIP ketika anda sudah dekat rumah.
f.         Memberitahu ibu untuk menyusui bayi ketika sudah kembali pulang, pada malam hari, diakhir pekan dan setiap saat ibu sedang bersama bayi.
g.        menganjurkan ibu agar meminta dukungan sesama rekan kantor dalam upaya ibu untuk terus memberikan ASI.
h.        menganjurkan ibu untuk mencari sesama ibu bekerja yang juga menyusui untuk saling tukar pendapat pengalamam dan saling mendukung.



BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Promosi kesehatan pada ibu menyusui adalah upaya perubahan atau perbaikan perilaku yang dapat berpengaruh terdapat perilaku dan kualitas kesehatan terhadap ibu menyusui.
Tujuan dari promosi kesehatan ialah mengoptimalkan status kesehatan dalam hal menyusui, menciptakan perilaku sehat menyusui yang baik dan benar, sasaran atau ibu menyusui mengerti dan memahami teknik menyusui yang benar, bersikap dan memiliki norma yang positif mengenai menyusui.
Sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui merupakan upaya promosi kesehatan pada ibu menyusui yaitu:
1.         Mempunyai kebijakan tertulis tentang pemberian ASI
2.         Memberikan pelatihan bagi petugas kesehatan
3.         Menjelaskan manfaat menyusui
4.         Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
5.         Menunjukkan teknik menyusui yang benar
6.         Tidak memberikan makanan dan atau minuman selain ASI
7.         Melaksanakan rawat gabung
8.         Membantu ibu menyusui sesering mungkin dan semau bayi
9.         Tidak memberikan dot atau kempeng
10.     Membina kelompok pendukung ASI
Ibu menyusui yang bekerja juga penting untuk diberikan promosi kesehatan tentang menyusui dengan cara konseling maupun memberi dukungan baik saat persiapan sebelum bekerja ataupun saat ibu sudah bekerja. Adapun beberapa prinsip umum bagi Prinsip umum bagi promosi kesehatan yang efektif di tempat kerja antara lain manajemen puncak yang mendukung secara nyata serta antusias program intervensi dan turut terlibat dalam program tersebut, adanya evaluasi keefektifan intervensi serta intervensi yang bersifat sustained (kontinu).

B.            Saran  

Dalam pemberian ASI eksklusif sangat diperlukan dukungan dari beberapa pihak terkait khususnya keluarga, selain itu dukungan dari lingkungan seperti adat, kebiasaan, sarana prasarana haruslah terpenuhi juga. Perlunya intervensi melalui pelayanan kesehatan di tempat-tempat tertentu dan pemberdayaan kepada petugas kesehatan (Dokter, Bidan dan Paramedis lainnya), diantaranya dengan memberikan tempat khusus untuk ibu menyusui bayinya serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam rangka peningkatan penggunaan ASI.




DAFTAR PUSTAKA

Gibney, Michael.2008.Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC
Maulana, Heri.2009.Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC
Simkin, Penny.Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, Dan Bayi. Arcan
Soetjiningsih.1997.ASI : Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan.Jakarta : EGC
Suparyanto.2010. Promosi Kesehatan Ibu Menyusui (BUTEKI). (http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/12/promosi-kesehatan-ibu-menyusui-buteki.html, diakses 13 Desember 2011)
Lihat dan Download Document Upaya Promosi Kesehatan pada Ibu Menyusui disini
Lihat dan Download Presentation Upaya Promosi Kesehatan pada Ibu Menyusui disini


Jangan lupa kasi comment dan isi buku tamu ya...
Disini anda juga dapat melihat-lihat berbagai macam produk seperti cabinet, celengan, mirror, dan lain-lain.. Silahkan lihat di Product Catalog,, Selamat melihat-lihat, jika anda berminat silahkan memesan dan menanyakan tentang produk melalui email langsung dan buku tamu blog ini.. Terima Kasih..

Leave a Reply